Selasa, 04 Februari 2014

Kita dan Trampolin

Hai!

Anggap saja ini sebuah penghubung atas sapa yang tidak terlisankan di hari pertama kita bertemu setelah 8 tahun tidak bersua. Aku terlalu gengsi untuk sekedar mencuri-curi tatap. Aku terlalu gengsi untuk mengirim sebuah lengkungan manis bernama senyum. Aku terlalu gengsi untuk mengumbar sebuah, "Hai, apakabar?". Perihal pertemuan tidak disengaja itu, aku sepatutnya menyalahkanmu. Mengapa datang untuk mencipta debar kembali? Apakah semesta turut ambil andil dalam pertemuan tidak disengaja ini?

8 tahun. Cukup lama untuk mencipta sebuah kejutan ketika aku menatapmu. Rambut ikal yang semakin panjang tak beraturan yang membuatmu terlihat semakin gagah, jambang tipis-tipis yang semakin menonjolkan sisi maskulinmu, dan gitar yang dahulu sering berada di tangan kananmu kini berganti menjadi sebuah kamera DSLR. Iya, penampilanmu saat ini sangat mewakili kecintaanmu pada dunia barumu; Fotografi.

Ada satu hal yang lupa aku tanyakan. Bagaimana nasib trampolin milik kita dibelakang rumahmu? Ummh, maaf.. Mungkin tidak sepatutnya aku menyebutkan kata "kita". Tetapi sejauh yang aku ketahui, kita pernah berjanji untuk tidak mengajak orang lain untuk naik ke trampolin itu. Emmh, maaf.. lagi-lagi aku harus menyebut "kita". Aku sedang berlatih untuk tidak terlalu sering menyebutkan kata itu, karena mungkin saja kata itu sudah kehilangan tuan aku dan tuan kamu-nya. Atau dia sudah menemukan tuan aku dan kamu yang baru? Mungkin saja di pihakmu, ya. Maaf kalau aku menebak-nebak.

Kamu masih ingat dengan setiap janji yang lahir diatas trampolin itu? Tentang mimpi-mimpi manis yang ingin aku wujudkan? Dan setiap impian-impian hebat yang kamu inginkan? Aku ingat bagaimana semburat senja menemani setiap harapan dan doa yang kita sampaikan diatas trampolin itu. Trampolin itu tidak pernah gagal mencipta bahagia ketika kita beradu lompatan, tentang siapa yang bisa melompat lebih tinggi. Trampolin itu mewakili setiap harapan kita. Bahwa setinggi apapun yang bisa kita tempuh, lakukanlah. Sebab itu tidak akan membawamu terbang tinggi tanpa kembali, dia akan membawamu kembali ke pijakan tempat kamu berasal.

Perihal kembali, hari ini aku kembali. Dengan beberapa mimpi yang sudah aku wujudkan dan beberapa lagi yang masih menunggu persetujuan Sang Pewujud Mimpi. Bagaimana dengan kamu? Sudah berapa mimpi yang menjadi realisasi? Masih mau berbagi tentang mimpi-mimpi yang lain? Atau sekedar mengenalkan dunia barumu kepadaku? Aku tidak keberatan ikut serta dalam mencari objek-objek yang diinginkan lensamu. Because you're still my favorite object for my lens.

Dari-ku,
yang menyediakan waktu untuk berbagi mimpi di atas trampolin :')

0 komentar:

Posting Komentar

 

aphrodityasherlisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template