Kamis, 31 Januari 2013

untukmu, Indonesia-ku.

0 komentar
Ini bukan postingan dalam rangka hari kemerdekaan. Bukan juga postingan di hari sumpah pemuda. Ini hanyalah sebuah postingan yang lahir karena melihat kondisi tempat dimana saya berpijak, akhir-akhir ini. Hmm, ralat. Bukan "akhir-akhir ini", entah sedari kapan hal-hal ini bermula. Yang pasti ada segenap harapan dan segenggam doa yang tak putus untuk melihat ini semua segera berakhir.

I recently wonder,
what is so wrong about Indonesia?
Sedih memang rasanya melihat kondisi negara kita yang semakin carut marut.
Korupsi, kekerasan, teror bom, kemiskinan, and so on so on..
Tapi di balik itu semua, saya jauh, noted it, jauh lebih sedih saat ngeliat masyarakat Indonesia yang malah bisanya hanya ikut - ikutan mencaci maki bangsanya sendiri.
Mereka protes, mereka mengeluh, mereka menuntut perubahan, tapi mereka tidak melakukan pergerakan.

Yang mereka bisa lakukan hanya mencibir, merengek, dan akhirnya menyalahkan pemimpin.
Lebih jauh lagi, ada yang sudah terlanjur skeptis dengan Indonesia,
memandang negatif atas apa yang terjadi di negeri mereka sendiri.

Kalo memang banyak petinggi negara yang korupsi, 

bukan berarti seluruhnya ikut korupsi kan?
Kalo ada anggota DPR yang hanya bisa tidur atau bolos rapat,
bukan berarti tidak ada lagi yang masih mau memperjuangkan suara rakyat kan?
Tapi sayangnya, skeptisme dan negatifisme yang keburu menjadi cap bagi label indonesia inilah yang akhirnya membutakan mata rakyat.

Ibaratnya, jika seorang pemain bola melakukan gol bunuh diri, 

maka cukup dia yang disalahkan, bukan beban seuruh tim untuk mempertanggung jawabkan kesalahan itu.
dan ya, kebanyakan dari kita terlanjur benci (atau sekedar ikut-ikutan) terhadap indonesia.
dan kembali lagi, kebanyakan hanya besar di suara.
Protes lewat twitter, marah - marah di facebook, atau bahkan ketika indonesia berhasil mengadakan kemajuan, sebagian dari mereka hanya memandang remeh lagi sinis.

Bagi saya, 

suduh cukup kita terlalu concern pada kesalahan yang (orang - orang bodoh juga egois di) Indonesia lakukan.
Ga ada gunanya bos, untuk terus-terusan (hanya) protes dan mengeluh.
Sekarang alihkan tenaga dan fokus kita untuk melakukan pergerakan.
saya, kamu, kita, adalah generasi penerus.

Berterima kasihlah kepada koruptor yang mengajari kita pahitnya hidup sebagai korban dalam kesengsaraan, yang akhirnya membuat kita meludahi perbuatan kotor itu.
Berterima kasihlah kepada ketidak adilan pemerintah yang membentuk kita jadi pribadi yang lebih kuat dan militan, yang cukup tangguh untuk menyuarakan hak mereka yag tertindas.
Berterima kasihlah kepada carut marutnya sistem di negara ini yang memberi kita kesempatan untuk berfikir bahwa itu salah, dan akhirnya menemukan jalan keluar yang bijak.

ayo mulai mulai mencintai bangsa kita dengan nyata, tanah air tempat kita dilahirkan.
ayo kita buat perubahan, sekecil apapun itu, untuk kemajuan indonesia.
karena jika bukan kita, siapa lagi?


"diam salah bicara salah. kau pro kemajuan tapi tak mau tanganmu kotor. perubahan apa yang kau harap dari hanya mencela? di matamu kemiskinan buat indonesia terbelakang. kau sendiri tak pernah lakukan apapun tuk hapus angka kemiskinan, kau curang" - @pandji

Senin, 28 Januari 2013

Balon.

0 komentar

pernah genggam balon? pernah balon yang kamu genggam terlepas? atau pecah?

ketika kamu mendapat kesempatan untuk memegang balon yang lain, mana yang kamu pilih?

pertama, memegang erat balon yang baru itu, sehingga ia tak akan pernah lepas dari genggamanmu, menjaganya dengan sepenuh hati dan tak akan membiarkan ia disentuh siapapun karna takut pecah?

atau, yang kedua, tidak akan lagi pernah memegang balon yang baru itu, karena kamu tau betapa menyebalkan dan sedihnya melihat balon yang kita sangat sukai itu pecah, atau terbang begitu saja?

Keduanya sama. Sama-sama takut kehilangan untuk kedua kalinya.

Kalau kamu yang mana? :')

which one you feed?

0 komentar






taken from tumblr. and yes, "you are what you think" :)

Selasa, 22 Januari 2013

the matter of distance

0 komentar
Mengapa aku harus mengenal jarak,
jika yang aku inginkan hanya tetap mengenal kebersamaan kita untuk seterusnya?

Jarak itu hanya sejumlah angka. 
Cuma hal sepele, sesepele kemarahanku yang selalu dengan mudahnya surut,
begitu dihadapkan dengan berbagai perubahan raut mukamu yg lucu.
Jarak itu sebuah permainan.
Ia mengajak kita untuk berteman dengan waktu,
mengadu diri pada rindu,
dan meminta kita untuk melawan sendu.
Dan jarak itu sebenarnya sederhana.
Sesederhana genggaman tanganmu yang kulepas dengan enggan,
setiap kamu mengatakan bahwa kamu harus pulang, kendati tak ingin.

Terkadang jarak berubah menjadi sesuatu yang lucu,
yang mampu mengubah sosok yang selalu tidak membosankan untuk aku tatap, tiba-tiba menjadi gambar yang bergerak patah-patah tidak karuan.
Juga jarak lah yang mampu mengubah suaranya yang khas dan menenangkan, suara tawa konyolnya yang tak urung membuatku ikut tertawa, tiba-tiba menjadi suara robot yang terputus-putus ditambah dengan krasak-krusuk berbagai gaung dari mic dan speaker computer.
Dan betapa rambut dan wajah yang selalu menjadi hal favorit untuk aku elus, tiba-tiba berubah menjadi layar gepeng laptop dan terasa dingin saat disentuh.

Sebenarnya aku tidak asing dengan hal ini. Dulu, sekitarku banyak yang berhadapan dengan jarak. 
Banyak yang menyerah kalah, dan memilih untuk menghentikan langkah. Banyak yang memilih takut mencoba, dan banyak juga yang sudah mencoba, tapi gagal. 

Bukan hal aneh lagi waktu aku sadar kalau terkadang jarak mengapresiasi curiga dan mendepresiasi sayang. Tidak gampang kan buat percaya pada tulisan di layar handphone yang gak jelas gimana nada bicara dan ekspresinya? 

Tapi satu hal.
Jarak tidak pernah memberikan aku alasan untuk mengatakan, "Selamat tinggal." setiap kamu pergi.
Adalah, "Sampai bertemu lagi." yang menjadi penopang. Karena kamu, pasti pulang.

I know we can make this work for us. It's just a matter of time!
Maka biarkanlah kita berjauhan, biarkan kita lebih menghargai waktu, biarkan kita mengadu pada rindu, biarkan kita bertoleransi dengan waktu.
Dan jika ternyata sampai hari-hari kemudian aku masih menunggu, itu karena kamu memang pantas ditunggu :)

Glorify the Lord Ensemble OPEN AUDITION

0 komentar
Buat kalian semua yang merasa keren, bisa nyanyi, bisa joget-joget, dan punya visi untuk memberitakan Firman Tuhan lewat puji-pujian, ini saatnya... *JENGJENGJENG*
GLORIFY THE LORD ENSEMBLE open audition!

syarat:
- pria/wanita
- usia 17-25 tahun
- mempunyai kemampuan bernyanyi / bermain musik
- berkomitmen tinggi dalam pelayanan

info tanggal dan tempat audisi ada di pic ya, it's ur turn guys, let's praise & worship HIM with us :')




Selasa, 15 Januari 2013

Dear 2013...

0 komentar

2012 has gone…

Banyak proses yang saya lewatin sepanjang tahun ini. Tahun dimana saya diproses dari seorang mahasiswa tingkat akhir menjadi seorang wisudawan. Tahun dimana saya diproses di komunitas terbaik yang pernah saya temui, Glorify the Lord Ensemble. Banyak hal yang datang ditahun ini, tak sedikit juga hal yang pergi. Siapa bilang saya menjalani tahun ini dengan lancar mulus? Iya, saya pernah tersendat, bahkan sudah menemui jalan buntu, tapi Tuhan yang saya sembah sangat ahli menyediakan jalan lain dan memerintahkan saya untuk putar arah. Awalnya saya kekeuh dengan jalan yang saya mau, tapi sekali lagi saya sadar, kalau saya bukan pemegang kemudi, DIA yang mengendarai, saya duduk disampingnya. Bukankah itu lebih dari aman untuk percaya saja? Sekali lagi sebagai manusia saya sering meragukan DIA.  Saya meragukan jalan-jalan dimana DIA mau bawa saya. Sampai akhirnya, ketika DIA bawa saya ke satu perhentian demi perhentian, saya menyadari bahwa jalan yang tak terselami itu selalu mendatangkan kebaikan.

Di penghujung tahun ini, tepatnya tanggal 23 Desember, dengan resmi saya meninggalkan kota kembang tempat saya menimba ilmu dan jatuh cinta dengan hidup. Selesai menamatkan pendidikan, saya harus segera meninggalkan Bandung karena ada tugas dan tanggung jawab yang harus saya kerjakan di kota kelahiran saya. Inilah proses move on yang sesungguhnya, ketika kamu harus memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sudah kamu anggap ‘Home’. Home disini bukanlah sebuah bangunan. Tapi Home adalah tempat dimana hatimu berada. Berbicara mengenai passion hidup dan lingkungan sekitar, Bandung sudah menjawab itu semua. Saya senang tinggal disini, saya jatuh cinta dengan atmosfir kota ini. Seolah menjawab setiap keresahan hati ini, sabtu sore kak @perempuansore post sebuah tweet yang isinya, “Akhirnya bagi anak daerah yang keluar, yang paling mulia yang bisa dilakukan: berbuat untuk membangun daerahmu” -- JLEB! Dari sini gue belajar untuk berbesar hati kalo kepulangan saya ke Palu bukan untuk liburan atau main-main. Tetapi untuk membangun daerah. Kalau bukan anak daerah, siapa lagi? Toh kalo jodoh suatu saat pasti balik lagi. Kalo jodoh sama Bandung, yah suatu saat pasti akan dibawa lagi kesini :’)

Dan selamat datang 366 hari di tahun 2013. I’ll spent days by days not to counting my problems, but counting the blessing.

Love,
-aphro-

Graduation Day

0 komentar

Holaaa pemirsah!! =))
Gue utang banyak cerita di siniii. Maklumin yee, Desember itu bulan tersibuk, terberat, terkeren, ter ter ter lainnya. Banyak hal yang gue lewatin di bulan ini. Salah satu yang paling berkesan adalah… Hari dimana gue dandan cantik, pake kebaya, pake toga. Ya! My Graduation Day. Cihuuuy~ akhirnya selama kurang lebih 3 tahun gue kuliah dan tercatat sebagai salah satu mahasiwi, dengan resmi akan menyandang status “Alumni”. Dimana setiap tahunnya di kampus gue dalam acara wisuda-an, gue selalu menyandang status as a choir. But now… GUE WISUDAWAN!! Hehehe :P


Bersyukur banget bisa ngelewatin masa-masa pendidikan yang awalnya gue anggap sulit, ga bisa, ga mampu, bahkan di awal semester 1 gue udah mo nyerah dan hampir cabut dari kampus ini, karena jurusan ini bukan passion gue sama sekali. So, buat kalian semua diluar sana yang sedang menjalani kuliah sesuai dengan hobi kalian, BERSYUKURLAH! Dan buat kalian yang sudah ‘terlanjur basah’, tetap berpengharapan ya. Tuhan ga pernah asal-asalan kog buat hidupmu. 3 tahun yang lalu DIA nganterin gue masuk ke gerbang kampus itu, dan DIA membuktikan kalo DIA setia, sehingga tepat 3 tahun DIA bisa bawa gue keluar dari gerbang yang sama dimana gue masuk. See, how great He is, right?

Oke back to topic! Wisudaan gue bertepatan dengan Mothers Day, 22 Desember. Dan inilah persembahan termanis gue buat mama tercinta yang dateng jauh-jauh dari Palu. Iya, satu hal yang bikin gue bersyukur lagi dan lagi, DIA ngasih kesehatan dan kekuatan buat mama & papa sehingga tepat di hari gue wisuda, gue bisa didampingi langsung. Ini foto papa & mama-ku sesaat sebelum masuk ke ruang wisudaan :’D

 Look so lovely, aren’t they? YES, THEY ARE! ♥

Dan inilah si aphro yang daritadi bercuap-cuap tentang wisudaan-nya :P

 Oke ga? Udeeh, oke-in aja biar cepet :D

I felt so lovely in my graduation day. Gue ga expect bakalan banyak temen-temen yang datang, tapi tepat di hari wisudaan, semua orang terdekat selama di Bandung hadir dengan membawa doa-nya, se-ikat bunga, kado, cupcake, aaaah speechless.. the moment when you realize you are nothing but people around you proved that you are something :’)
Sebenarnya walopun mereka ga bawa apa-apa juga udah lebih dari cukup, karena menurut gue, their presence is more than a gift ♥

See, my graduation gift is dominated by PURPLE. They really know how I adore that colour.

 Cupcakes-nya manis banget yaa?

Sampai disini gue masih terkagum-kagum sama semua hal yang udah DIA kerjakan. Semuanya baik, sungguh teramat baik. So, kalau buat hidupku aja DIA buktiin semuanya baik, hal yang sama mau dia kerjakan buat hidupmu saat ini. Ga usah complain klo lo salah jurusan , atau lo ga ada dukungan dari orang tua. Remember, DIA ga pernah salah nempatin kalian dimanapun. Bagian kita hanya taat. Karena dibalik jerih lelahmu, ada kemenangan yang menantimu disana. Dibalik jatuh bangun mu ngikut SP dan ngejar dosen pembimbing, ada GRADUATION yang menantimu disana. Bukankah dibalik hujan akan ada pelangi? :’)
 

aphrodityasherlisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template