Selasa, 02 April 2013

I am God’s Building Under Construction


Belakangan ini, aku mendengar kabar tentang seorang teman lama. Kabar kalau dia akan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ingatanku mundur ke masa lampau. Kami dulu akrab, saling berbagi cerita tentang kebaikan Tuhan bersama. Namun, karena dia tak kuat menghadapi pencobaan hidup, dia kembali ke kehidupannya yang lama. Dia menjadi people pleaser. Hubunganku dengan dia juga menjauh. Dia mengingkari Tuhan, untuk mendapatkan perhatian istimewa dari lingkungannya.
Aku heran, dengan segala perlakuan istimewa seperti itu, kenapa dia mau mundur? Dari cerita seorang teman lain, rupanya teman lamaku ini pada posisi stagnan.
Miris juga. Semula aku berpikir, dia begitu banyak mendapat perlakuan istimewa, pasti enak banget. Tapi ternyata stagnan.
Sementara aku, kebalikannya. Rasa-rasanya, aku selalu menghadapi yang tidak enak, tempat yang tidak enak, situasi yang tidak enak. Aku bahkan nyaris menyerah menghadapi tantangan ini. Bahkan sudah membuat ancang-ancang pindah ke tempat lain. Ke kota lain. Tapi Tuhan berkehendak lain, meski kelihatannya tempat itu menawarkan segala sesuatu yang lebih baik.
Tuhan menghendaki aku tetap berada di tempat sekarang. Menghadapi Goliat-ku. Yang kelihatan melalui kacamata pribadiku tidak bisa ditaklukan.
Saat itulah Tuhan bicara, ”Kamu lihat, dia memilih kenyamanan, dan dia nggak bergerak ke mana-mana. Stagnan. Aku sengaja menaruhmu ke dalam situasi yang serba nggak enak—semuanya untuk membentuk kamu. Sekarang lihatlah, kamu memang mulai belajar dari nol lagi. Segala sesuatunya seperti terlihat terbalik. Posisimu sepertinya di bawah. Ada 'pelajaran-pelajaran' yang tengah Kuberikan kepadaMu. Ingatlah, berlian tercipta karena dia disesah dan dikikir. Itu sakit. Tapi percayalah, segala sesuatunya mendatangkan kebaikan buatmu, selama kamu taat dan memberi respon yang benar.”

Galatia 6: 9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.
Gal 6: 9 (Versi AMP): And let us not lose heart and grow weary and faint in acting nobly and doing right, for in due time and at the appointed season we shall reap, if we do not loosen and relax our courage and faint.

Aku nggak bisa menahan butiran-butiran airmata jatuh dari pelupuk mataku, ketika aku membaca ayat ini. Aku merasa Dia menguatkan aku.
Dan ini catatannya Joyce Meyer, salah seorang Preacher yang sangat diberkati Tuhan, mengenai ayat itu: He takes time to do right; He lays a solid foundation before He attempts to build a building. We are God’s building under construction. He is master Builder, and He knows what He is doing, but He does, and that will have to be good enough.

Yes, I am God’s building under construction.
Tuhan sedang membuat konstruksi bangunan karakterku: pengampunan, kerendahan hati, dan menguatkan otot-otot imanku.
“Suatu ketika, beberapa tahun datang dari sekarang, kamu akan menoleh ke belakang, mengingat peristiwa-peristiwa ini, dan melihat betapa setianya Aku menyertai kamu,” bisikNya lembut.

0 komentar:

Posting Komentar

 

aphrodityasherlisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template