Tiap
orang punya satu ruang kosong dalam hatinya yang tidak bisa diisi
siapapun. Yang jika dipaksa isi, hanya ada luka. Ada malam-malam panjang
yang merana kala ruang itu masih hampa. Siapapun yang singgah di sana
hanya berikan lara. Ruang itu bukan untuk mereka.
Hatimu terlalu berharga untuk mereka yang pernah menoreh luka. Airmatamu terlalu indah untuk mereka yang menggurat duka.
Waktu berbohong padamu, jika ia bilang bisa menyembuhkan luka.
Hati
yang luka dan ruang yang hampa ibarat gelas anggur yang baru terisi
separuhnya. Gelas anggur tak kan menjadi utuh jika ia bertemu dengan
gelas anggur separuh pula. Sebab gelas itu tadinya adalah gelas yang
kosong. Tak bisa ia menuangkan anggur yang separuh ke gelas yang isinya
juga separuh, kalau akan menjadi gelas yang kosong. Gelas dengan anggur
separuh hanya bisa terisi oleh pemilik anggur sendiri. Yang bisa
membuatnya terisi penuh. Utuh.
Waktu adalah pendusta yang lihai. Membuatmu percaya telah menyembuhkan luka. Tidak. Ia hanya menguburnya saja.
Saat
kamu telah terlena, mendadak ia bermain dalam alam pikiranmu. Memutar
semua kenangan lama. Menguak luka. Waktu membuatmu tak sadar, kamulah
yang memegang remote-nya. Kamu bisa menekan tombol "pause". Dan tetap
berada dalam masa.
Menguak
luka pun adalah suatu kenyamanan, yang membuat orang betah berkubang di
sana. Jangan biarkan waktu memberi dusta. Kamu berharga.
Ketika kamu terluka, Ia terluka. Ketika kamu menangis, Ia menangis. Ia yang menenunmu sejak dalam kandungan ibu.
Dia, yang ingin membalut lukamu.
:')
0 komentar:
Posting Komentar