Ini bukan postingan dalam rangka hari kemerdekaan. Bukan juga postingan di hari sumpah pemuda. Ini hanyalah sebuah postingan yang lahir karena melihat kondisi tempat dimana saya berpijak, akhir-akhir ini. Hmm, ralat. Bukan "akhir-akhir ini", entah sedari kapan hal-hal ini bermula. Yang pasti ada segenap harapan dan segenggam doa yang tak putus untuk melihat ini semua segera berakhir.
I recently wonder,
what is so wrong about Indonesia?
Sedih memang rasanya melihat kondisi negara kita yang semakin carut marut.
Korupsi, kekerasan, teror bom, kemiskinan, and so on so on..
Tapi
di balik itu semua, saya jauh, noted it, jauh lebih sedih saat ngeliat
masyarakat Indonesia yang malah bisanya hanya ikut - ikutan mencaci maki
bangsanya sendiri.
Mereka protes, mereka mengeluh, mereka menuntut perubahan, tapi mereka tidak melakukan pergerakan.
Yang mereka bisa lakukan hanya mencibir, merengek, dan akhirnya menyalahkan pemimpin.
Lebih jauh lagi, ada yang sudah terlanjur skeptis dengan Indonesia,
memandang negatif atas apa yang terjadi di negeri mereka sendiri.
memandang negatif atas apa yang terjadi di negeri mereka sendiri.
Kalo memang banyak petinggi negara yang korupsi,
bukan berarti seluruhnya ikut korupsi kan?
Kalo ada anggota DPR yang hanya bisa tidur atau bolos rapat,
bukan berarti tidak ada lagi yang masih mau memperjuangkan suara rakyat kan?
bukan berarti tidak ada lagi yang masih mau memperjuangkan suara rakyat kan?
Tapi
sayangnya, skeptisme dan negatifisme yang keburu menjadi cap bagi label
indonesia inilah yang akhirnya membutakan mata rakyat.
Ibaratnya, jika seorang pemain bola melakukan gol bunuh diri,
maka cukup dia yang disalahkan, bukan beban seuruh tim untuk mempertanggung jawabkan kesalahan itu.
dan ya, kebanyakan dari kita terlanjur benci (atau sekedar ikut-ikutan) terhadap indonesia.
dan kembali lagi, kebanyakan hanya besar di suara.
Protes
lewat twitter, marah - marah di facebook, atau bahkan ketika indonesia
berhasil mengadakan kemajuan, sebagian dari mereka hanya memandang remeh
lagi sinis.
Bagi saya,
suduh cukup kita terlalu concern pada kesalahan yang (orang - orang bodoh juga egois di) Indonesia lakukan.
Ga ada gunanya bos, untuk terus-terusan (hanya) protes dan mengeluh.
Sekarang alihkan tenaga dan fokus kita untuk melakukan pergerakan.
saya, kamu, kita, adalah generasi penerus.
Berterima kasihlah kepada koruptor yang mengajari kita pahitnya hidup sebagai korban dalam kesengsaraan, yang akhirnya membuat kita meludahi perbuatan kotor itu.
Berterima
kasihlah kepada ketidak adilan pemerintah yang membentuk kita jadi
pribadi yang lebih kuat dan militan, yang cukup tangguh untuk
menyuarakan hak mereka yag tertindas.
Berterima
kasihlah kepada carut marutnya sistem di negara ini yang memberi kita
kesempatan untuk berfikir bahwa itu salah, dan akhirnya menemukan jalan
keluar yang bijak.
ayo mulai mulai mencintai bangsa kita dengan nyata, tanah air tempat kita dilahirkan.
ayo kita buat perubahan, sekecil apapun itu, untuk kemajuan indonesia.
karena jika bukan kita, siapa lagi?
"diam salah bicara salah. kau pro
kemajuan tapi tak mau tanganmu kotor. perubahan apa yang kau harap dari
hanya mencela? di matamu kemiskinan buat indonesia terbelakang. kau
sendiri tak pernah lakukan apapun tuk hapus angka kemiskinan, kau
curang" - @pandji
0 komentar:
Posting Komentar