Hujan.
Tak ada yang tau kapan dia pasti datang. Dia pandai dalam memberi kode-kode ketika dia ingin menghampiri bumi. Hih, seperti anak kekinian saja. Beraninya pake kode dalam rupa langit yang kelabu. Kadang berkolaborasi bersama bunyi gemuruh langit yang seakan sedang marah. Tak ada yang tau penyebab kemarahannya.
Hujan.
Gerutu dan sukacita.
gerutu bagi para pejalan kaki yang tak membawa payung.
sukacita bagi para penjual jasa yang menyebut dirinya "ojek payung".
gerutu bagi mereka yang sedang merencanakan perjalanan ke suatu tempat.
sukacita bagi mereka yang sedang tenggelam dibalik hangatnya selimut.
gerutu bagi para penjual eskrim.
sukacita bagi para penjual bakso.
gerutu bagi para ibu rumah tangga yang berjibaku dengan pakaian kotor yang menumpuk.
sukacita bagi para petani yang menunggu musim panen.
gerutu bagi mereka yang baru saja keluar dari car wash.
sukacita bagi mereka yang setia duduk di balik becaknya.
Hujan.
saat kau memutuskan untuk membentangkan payungmu, hanya untuk melindungimu agar tidak basah.
atau saat kau memilih untuk menerobosnya dengan senyum menantang bahwa kau tidak takut terhadap setiap titiknya.
Dan hujan, dimana setiap jari-jemari dengan begitu lancar menuangkan setiap kata-kata manis atau bahkan kata-kata pahit, karena dengan hebatnya, dia sangat bisa menjadi sumber inspirasi.
"aku bahagia saat hujan turun, karena aku dapat mengingatmu untukku sendiri.." -utopia-
"all i hear is raindrops falling on the rooftop.." -tamia-
"deras hujan yang turun, mengingatkanku pada dirimu.." -jikustik-
Hujan. Ada penggalan-penggalan kisah yang membuatmu melengkungkan senyum, atau menghela napas kekecewaan.
Diluar sedang hujan. Mau mencoba menari dibawah hujan? :')
0 komentar:
Posting Komentar