Rabu, 17 Mei 2017

Bakar Jembatan

Bagi yang udah nonton film "Critical Eleven" pasti langsung ngeh sama judul diatas. Punchline yang dilontarkan Ale ketika ingin melamar Anya didalam mobil. Sebagai salah satu orang yang sangat menantikan novel Critical Eleven diadaptasi ke layar lebar, tentunya di pemutaran hari pertama pun saya sudah turut serta mengambil bagian untuk menonton. Dan film ini sukses mengaduk-aduk perasaan wanita di usia tanggung seperti saya.

((( USIA TANGGUNG )))

Usia tanggung yang saya maksud adalah quarter-life-crisis atau krisis seperempat abad.
Usia-usia dimana undangan yang kalian terima udah bukan hanya undangan nikahan lagi bahkan udah memasuki zona undangan aqiqah-an.
Usia-usia dimana ketika pembahasan dikala ngumpul dengan temen se-geng udah memasuki harga stroller, pampers yang super dry, dan juga tempat baby spa yang lucu.
Usia-usia dimana mengunjungi mothercare jauh lebih satisfying dari stradivarius.
Usia-usia dimana kalian mulai nelangsa kehilangan temen "maen" karena prioritas mereka udah naik tingkat ke mengurus keluarga.
Usia dimana kamu belum memasuki semua tahapan diatas.

Sedang di zona itu? *mari berpegangan mengelilingi bola dunia*

Back to "Bakar Jembatan". Bakar Jembatan merupakan istilah yang dipakai Ale ketika mengutarakan keinginannya untuk memasuki tahap yang lebih serius bersama Anya. Ibarat dua orang yang sedang menyeberang ke suatu tempat dan melewati sebuah jembatan, ketika tiba di tempat yang dituju mereka memutuskan untuk membakar jembatan itu bersama-sama. It means, no turning back! Ga bakal bisa balik lagi karena jembatan itu merupakan satu-satunya jalan penghubung antara tempat sebelumnya dan tempat yang kalian tuju. Dalam kasus Ale-Anya, Ale merasa yakin bahwa Anya orang yang tepat bagi dia untuk membakar jembatan itu sama-sama. Even ga ada lagi turning back bagi Ale, dia merasa akan baik-baik saja karena telah melakukannya bersama Anya. SAMPAI DISINI ADA YANG TIBA-TIBA INGIN SEGERA MEMILIKI ALE IN HER OWN VERSION? YOU'RE NOT ALONE, GIRLS. *pukpuk*

Bagaimana sih kita bisa yakin sudah menemukan orang yang tepat untuk "bakar jembatan bareng-bareng"? Pertanyaan ini kembali terlontar dikali kedua saya beres nonton Critical Eleven. IYA, 2 KALI. Saking masih kangennya sama Ale jadinya 2 kali. *EH*
Ya, apa sih yang bisa buat kita sebegitu yakinnya? Pertanyaan ini kerap hinggap pada wanita usia tanggung seperti saya. Dengan melihat bahwa tidak semua berakhir bahagia justru membuat saya pun kerap takut. Ada yang ditinggal ditengah jalan, ada yang kehilangan hal yang sangat dinantikan seperti kisah di film Critical Eleven, ada yang harus melepas mimpi-mimpinya karena harus merubah prioritasnya. Ada begitu banyak contoh ga manis yang saya lihat di sekitar. Sebab semua yang manis-manis biasanya lebih sering tersuguhkan di film :') Bukannya saya apatis dengan happiness after marriage, tetapi you know lah melihat contoh nyata lingkungan sekitar membuat kita lebih hati-hati atau bahkan takut.

Perenungan ini terus berlanjut dan membawa saya kepada satu kesimpulan.
Untuk membakar jembatan bareng-bareng, carilah orang yang siap membawa 'minyak' untuk memperbesar nyala apimu. Jangan cari orang yang membawa air, karena itu hanya akan memadamkan apimu. Jangan cari orang yang membawa angin, karena dia hanya akan meniup apimu sehingga kemana-mana. The conclusion is, find the one that dreams the same vision with you. Karena beberapa kegagalan yang terjadi disebabkan karena menghidupi dua visi yang berbeda. Akhirnya di pertengahan jalan mereka sadar, kalau apinya akan segera redup sebelum jembatannya habis terbakar karena yang satu lagi sedang mencoba memadamkannya dengan air.

I hope you got my point :')

"Do two people walk hand in hand if they aren't going to the same place?" (Amos 3:3)

0 komentar:

Posting Komentar

 

aphrodityasherlisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template