Kamis, 16 Mei 2013

Hadapi Penina-mu!

Waktu masih di Sekolah Minggu, saya sering mendengar cerita tentang lahirnya Samuel. Yang teringat jelas dari cerita ini adalah seorang Hana yang mandul dan berdoa mati-matian untuk mendapatkan anak sampe disangka sedang mabuk sama Imam Eli (1 Sam 1:13). Suami Hana bernama Elkana, dan selain Hana, Elkana juga mempunyai seorang istri lagi yang bernama Penina. Lucky her, Penina telah mendapatkan anak dari hasil pernikahannya dengan Elkana. Hal inilah yang membuat Hana bersedih hati. Udah harus berbagi cinta (walaupun kenyataannya Elkana sangat mencintai Hana), eh tetap aja ga mempunyai buah cinta..

Setiap mendengar cerita ini, biasanya kita fokus pada Hana. Bagaimana kesetiaan Hana berdoa untuk mendapatkan anak yang diberi nama Samuel. Dia berdoa tidak jemu-jemu dan bernazar kepada Tuhan, bahwa jikalau Tuhan memberikannya anak, Hana akan menyerahkan anaknya untuk dipakai di Rumah Tuhan.

Tetapi, ada satu hal yang tersirat jelas dan menjadi rhema bagi saya melalui cerita ini. Dibalik kesetiaan Hana berdoa terus-terusan untuk mendapatkan anak, ada Penina disana. Penina yang selalu membuatnya gusar dan tertekan untuk merebut perhatian Elkana karena dia telah mempunyai anak. The point is... Dalam kehidupan yang kita jalani, sadar atau tidak sadar, Tuhan menaruh "Penina-penina yang lain" disekelilingmu untuk menguji kesetiaanMu. Mereka adalah orang yang meng-underestimate-mu, yang meragukan kemampuanmu, yang selalu mencemooh tiap apa yang kau lakukan, yang selalu mendesakmu, dan mereka yang membuatmu goyah terhadap keyakinanmu atas kedaulatan Allah yang kau sembah.

"KAPAN LULUS?"
"KAPAN NYUSUL?"
"KOG PEKERJAANNYA HANYA SEGITU DOANG SIH?"
"AH GAGAL MULU, LO. KAPAN BISANYA SIH?"
"SEGITU DOANG BANGGA!"

Mungkin kita sering mendengar pertanyaan atau pernyataan semacam itu disekeliling kita. Tapi mari kita melihat respon Hana ketika menghadapi Penina. Hal pertama yang dia lakukan adalah menangis dan tidak mau makan (1 Sam 1:7), ternyata bentuk merajuk seperti ini sudah ada dari zaman dahulu ya, bukan di sinetron aja :'))) -- Tetapi dengan hati yang tersedu-sedu itulah yang membuat dia datang berlutut dihadapan Tuhan membawa setiap apa yang menjadi kerinduan hatinya. Ketika dia terdesak, dia tidak menghabiskan waktunya berjam-jam hanya untuk menangis dan galau seharian, tidak ada yang salah dengan menangis, tetapi respon setelahnya, apakah kita menjadi semakin terpuruk atau membawa semuanya dihadapan Tuhan.

Dan Allah yang kita sembah adalah Allah yang menguji hati. Kita lihat selama apa penantian Hana untuk terus berdoa kepada Allah? 1 Sam 1:20 mengatakan, "Maka setahun kemudian mengandunglah Hana..." GILAAAAK! 1 Tahun menn.. itu bukan waktu yang singkat loh, mengingat manusia selalu menginginkan hal-hal yang serba instant, ketika berdoa seminggu aja dan belum kelihatan ada perubahan, kita acapkali menuding Tuhan tidak buka jalan, padahal ada proses yang Allah inginkan untuk kita lewati. Proses-proses yang bertujuan untuk mendatangkan kebaikan. Proses yang akan membentuk kita menjadi semakin kuat.

Jadi, apapun dan siapapun Penina yang ada disekitarmu sekarang, HADAPI ITU!
Jangan kabur, jangan tertekan, jangan menyalahkan keadaan. Make your point clear to God The Giver. Don't afraid to ask. ASK! Those who receives are the one who asks before.

Mari kita bersama-sama menguatkan dan meneguhkan hati untuk menghadapi "Si Penina" itu. Dan lihat, setelah cucuran air mata Hana diawal kesusahan hatinya, ada sorak-sorai sukacita yang melengkapi kebahagiaannya atas Samuel. Dibalik setiap duka yang sedang dan pernah kau alami, ada HASIL terbaik yang menantimu di akhir. Tuhan yang memberikan Samuel untuk Hana yang setia berdoa, Tuhan yang sama yang akan memberikan apa yang kau butuhkan saat ini. Have faith, God knows what He is doing.


-aphro-

0 komentar:

Posting Komentar

 

aphrodityasherlisa Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template